Bahas LRT, Jokowi minta tanah negara dijadikan depo kereta

25 May 2015

ilustrasi: Light Rail Transit

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas di Kantor Kepresidenan. Adapun salah satu agendanya adalah membahas rencana pembangunan proyek moda transportasi massal berbentuk kereta layang ringan atau Light Rail Transit (LRT).


"Pertama mengenai LRT dan pembangunan kereta api bandara dan dilanjutkan mengenai tindak lanjut dari Tiongkok dan Jepang," kata Jokowi saat membuka ratas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/5).


Jokowi ingin proyek LRT ini dapat diselesaikan sebelum perhelatan Asian Games 2018 mendatang. Moda kereta layang ringan tersebut rencananya akan memiliki tujuh rute dengan total panjang 70 kilometer.


Depo LRT akan dibangun di atas tanah milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di kawasan Kelapa Gading. Depo ini diperkirakan mampu menampung 35 set kereta. Sementara satu set kereta memiliki tiga gerbong yang sanggup menampung sekitar 628 orang, layaknya LRT di Jepang.


Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) sebelumnya juga diketahui telah bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana guna membahas penyelesaian proyek LRT ini. Menurut Ahok, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggandeng investor Jepang untuk pengadaan kereta dan untuk urusan konstruksi kemungkinan akan diberikan kepada investor asal Tiongkok.


Dana yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek LRT dengan tujuh koridor ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 35 triliun. Dalam ratas ini, hadir Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno,Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno dan menteri-menteri lainnya.


sumber:

© Copyright 2017 INKA - All Rights Reserved