INKA: Pabrik KA Terintegrasi di Banyuwangi Dibangun Agustus 2018

11 May 2018

Direktur Keuangan & SDM, Mohamad Nur Sodiq beserta pihak manajemen PT INKA (Persero) saat menemui Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas

PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA) melakukan kunjungan ke Banyuwangi untuk mematangkan pembangunan pabrik kereta api terintegrasi di kabupaten paling ujung barat Jawa ini.

Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT INKA, Mohamad Nur Sodiq menyampaikan bahwa peletakan batu pertama (groundbreaking) bakal dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 mendatang. "Saat ini kita proses beberapa hal teknis sebelum groundbreaking. Ada persiapan lahan yang sedang dituntaskan di Kementerian BUMN karena melibatkan kawasan milik BUMN lain, yaitu PT Perkebunan Nusantara," ujar Sodiq saat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin (7/5/2018). 

Sodiq menjelaskan, pembangunan pabrik ini membutuhkan waktu sekitar satu tahun, sehingga diharapkan pabrik bisa beroperasi pada Agustus 2019. Pabrik Banyuwangi ini akan difokuskan untuk pembuatan kereta pesanan ekspor, seiring besarnya pesanan dari sejumlah negara di Asia. "Kami memilih Banyuwangi karena akan sangat efisen. Aksesibilitasnya bagus, jaringan laut ada," terangnya.

Pabrik PT INKA di Banyuwangi ini akan berdiri di atas lahan lahan seluas 72 hektar, dan tercatat sebagai pabrik kedua produsen kereta api yang telah mengekspor produknya ke berbagai negara itu. Untuk tahun ini PT INKA tengah memproses pesanan dari beberapa negara di Asia. Salah satunya Bangladesh yang memesan 250 gerbong kereta dan Filipina yang memesan Kereta Rel Diesel (KRD) senilai Rp 127,3 miliar. Selain itu juga ada pesanan kereta dari Srilanka senilai Rp 400 miliar. "Yang sedang proses negosiasi dengan Thailand. Dengan banyaknya pesanan luar negeri dan pemenuhan kebutuhan kereta di dalam negeri, kami memang harus segera bikin pabrik baru di Banyuwangi ini," tambahnya.

Dengan adanya pabrik di Banyuwangi, Sodiq juga berharap akan menambah kapasitas produksi sebanyak 2 gerbong perhari menjadi 4 gerbong perhari untuk memenuhi pesanan ekspor. Sodiq juga memproyeksikan industri INKA di Banyuwangi bisa menyerap hingga 1.000 tenaga kerja. Ia berharap kebutuhan tenaga kerja tersebut bisa dipenuhi dari sekolah vokasi yang ada di Banyuwangi.

"Kami kerjasama dengan sekolah di Banyuwangi untuk menyiapkan tenaga terlatih, sehingga saat pabrik berdiri, SDM-nya siap. Saat ini sudah berjalan di beberapa SMK dan segera menyusul sekolah vokasi lainnya," kata Sodiq. Bupati Abdullah Azwar Anas siap mendukung pembangunan pabrik INKA di Banyuwangi. "Pabrik ini adalah bagian dari menggerakkan sektor ekonomi domestik strategis sesuai Nawacita Presiden Joko Widodo. Dan yang terpenting juga menyerap tenaga kerja, menggerakkan ekonomi lokal," papar Anas.

Anas mendorong PT INKA untuk membangun pabrik berkonsep green industry dan mengusung konsep arsitektur lokal. "Bisa menanam banyak pohon di lingkungan pabrik, pengelolaan produksi yang bagus, serta mengusung arsitektur lokal sehingga ikut merawat kearifan lokal masyarakat," pesan Anas.

Selain itu, Anas ingin agar pabrik INKA ini bisa mendukung pariwisata Banyuwangi misalnya menawarkan wisata teknologi tentang perkeretaapian. "Kami berharap, pembangunan pabrik ini juga memiliki multiplier effect ke dunia pariwisata Banyuwangi sehingga wisatawan yang datang ke Banyuwangi akan selalu mendapat atraksi baru dari Banyuwangi," tutup Anas.

Sumber

© Copyright 2017 INKA - All Rights Reserved