Investasi Tiga Dekade, INKA Siap Bangun Pabrik Kereta di Afrika

19 November 2020

PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA mengejar peluang untuk membangun pabrik di benua Afrika. Hal ini dilakukan untuk mendukung proyek transportasi khususnya kereta api di Benua Hitam yang akan dilakukan sekitar 30 tahun ke depan.

Direktur Utama INKA, Budi Noviantoro mengatakan, ada peluang pembangunan lintasan kereta api sepanjang 19.241 Kilometer (Km) di Benua Afrika. Dia menyebut setidaknya ada tiga negara yang sudah sepakat dengan INKA untuk pembangunan kereta api.

"Untuk Afrika kemungkinan besar kita akan bangun pabrik di sana karena ini cukup besar, jadi cover untuk lintas Afrika yang upgrade ini cukup besar kebutuhannya, jadi enam kereta per hari nggak sanggup," ujar Budi dalam acara Ngopi BUMN secara virtual, Rabu (18/11/2020).

Untuk pembangunan pabrik, Budi menyebut nantinya INKA akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan di Benua Amerika dan lainnya. Setidaknya akan ada satu atau dua pabrik yang dibangun.

"Kita akan gandeng bersama-sama (perusahaan Amerika) untuk menset-up pabrik mungkin satu atau dua pabrik. Ini cukup besar, ini kira-kira kerja untuk 30 tahun baru sanggup," katanya.

Untuk peluang di benua Afrika, Budi menjelaskan proyek besar dalam 30 tahun ke depan tertera pada peta ABED (African Belt Economic Development).

Tujuan dari ABED adalah menghubungkan negara-negara network yang selama ini tidak bisa menjual dan tidak bisa mentransfer komoditas atau hasil-hasil mereka ke luar negeri.

"Jadi, ada Mali-Senegal ada 1.929 Km yang harus kita upgrade, kemudian Burkina Faso-Pantai Gading kira-kira 622 Km dan seterusnya, yang paling besar adalah masuk di area DRC Kongo. Jadi ada Kongo dan DRC Kongo, kira kira realisasinya sekitar 4.000 Km tapi mereka minta lagi untuk double track bisa saja 11.000 Km. Ini di sekitaran Kongo saja," katanya.

Dia menjelaskan, pembayaran pembangunan lintasan kereta api di Benua Afrika akan menggunakan skema pemanfaatan sumber daya alam tiap-tiap negara.

Nantinya, INKA akan memiliki keleluasaan untuk menyerap sumber daya alam setiap negara dengan masa waktu tertentu sebagai timbal balik pembangunan lintasan kereta api.

Selain pasar Benua Afrika, Budi menyebut bahwa INKA juga akan masuk ke pasar Amerika Latin, seperti negara Guyana, Suriname, Honduras yang sudah pernah datang ke kantor INKA untuk berdiskusi kemungkinan masuk ke pasar Amerika Latin.

Dia menyebut, negara tersebut sudah mulai bosan dengan produk China dan meskipun jaraknya cukup jauh itu lah pasar yang memungkinkan bisa dimasuki oleh INKA dan BUMN lainnya.

"Kami jual satu paket mulai dari survei, desain, konstruksi, pengadaan, supervisi dan operator kita satu paketkan termasuk training tenaga lokal yang nanti kita latih di Indonesia untuk bisa membantu mengoperasikan kereta atau proyek lainnya," ucapnya.

Sumber

Ngopi BUMN Bersama Direktur Utama PT INKA (Persero)
Kontribusi PT INKA (Persero) Dalam BUMN Go Global

© Copyright 2017 INKA - All Rights Reserved