Investor Asing Tertarik Pada Perkembangan Kereta (Jalur Kereta) di Indonesia

12 July 2016

Kereta penumpang buatan PT INKA (Persero) ekspor ke Bangladesh

Pada bulan lalu, Direktur Utama PT Industri Kereta Api Indonesia (Persero) (INKA), R Agus H Purnomo bersama beberapa perwakilan dari Kementerian BUMN serta Exim Bank meresmikan beroperasinya kereta “Sonar Bangla Express” yang menempuh rute Kota Citagong ke Dhaka, Bangladesh. Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina Wajed mengekspor kereta pabrikan Madiun, Jawa Timur ini melalui proses tender.


“Ketika proses tender, INKA berhasil mengalahkan beberapa perusahaan kereta ternama dari Tiongkok,” kata Senior Manager Hubungan Masyarakat PT INKA, M Colik . Lanjutnya, “kereta yang diekspor ke Bangladesh sedikit berbeda dengan yang beroperasi di Indonesia, sebab, pihaknya harus menyesuaikan tradisi penumpang di Bangladesh yang naik hingga ke atap kereta. Maka unsur utama yang di kembangkan adalah kekokohan rangka dan body,” tuturnya. Sementara opsi aerodinamis menjadi hal yang tidak terlalu dipertimbangkan.


Saat ini, Bangladesh memesan 150 gerbong kereta penumpang yang terbagi dalam dua jenis, yaitu 100‎ unit jenis Meter-Guage (MG) yang digunakan untuk rel dengan lebar 1.000 milimeter. Lalu 50 unit jenis Broad-Guage (BG) yang digunakan untuk rel selebar 1.676 milimeter. M. Cholik mengungkapkan, “PT INKA terus meningkatkan ekspansi bisnisnya ke beberapa negara baik di Asia maupun di Timur Tengah. Selain memasok kereta ke Bangladesh, PT INKA tengah menjadikan Vietnam, Srilanka dan Mesir sebagai target eskpor gerbong kereta selanjutnya."

Berbeda dengan Bangladesh yang menjadi pengekspor kereta, Jepang berminat untuk menjadi investor pembangunan Proyek Kereta Api jakarta-Surabaya. Kennichi Takeyama, Direktur Informasi, Kedutaan Besar Jepang mengatakan “Pemerintah Jepang siap untuk membiayai proyek revitalisasi jalur kereta api Jakarta-Surabaya”. Kenichi berkata, “Kami tertarik, tapi kami belum menerima tawaran resmi dari pemerintah Indonesia.”‎‎


Ide untuk revitalisasi disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Jepang akhir bulan lalu (Juni). Proyek revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan waktu tempuh Jakarta-Surabaya hingga 150 km per jam. Hal ini diharapkan dapat memotong waktu perjalanan menjadi hanya 6-7 jam saja. Ini termasuk perubahan jenis kereta api, mengukur kereta api serta telekomunikasi dan materi signal elektrik. Menurut mentri transportasi, Ignasius Jonan mengatakan bahwa tidak ada studi yang telah dilakukan pada proyek revitalisasi kereta api ini. Selain itu, pemerintah Indonesia juga belum membahasnya lebih lanjut dengan pemerintah Jepang. “Jika Jepang tertarik, kita harus bicara,” katanya.


Sumber

© Copyright 2017 INKA - All Rights Reserved