Pertengahan Oktober Material Rel Kereta Api Tiba dari China

09 October 2015

Proses pengerjaan proyek pembangunan kereta api di Sulawesi Selatan terus digenjot. Saat ini, Kontraktor pemenang tender pembangunan kereta api bekerja hingga 16 jam setiap hari untuk memastikan perkembangan pekerjaan sesuai dengan jadwal dan progress yang telah direncanakan.


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perkeretaapian Sulawesi, Henry Hidayat, mengatakan, semua pelaksana kegiatan bekerja hingga pukul 24.00 wita malam untuk memacu progress pekerjaan.


Ia menjelaskan, menurut rencana, rel kereta api dari China sepanjang 30 km akan tiba di Pelabuhan Garongkong, Kabupaten Barru, pada tanggal 20 Oktober mendatang.


Akan tetapi, dikatakannya ada sedikit kendala dalam proses bongkar muatnya. Karena urusan Bea Cukai belum bisa dilakukan di Pelabuhan Garongkong, butuh waktu sekitar dua hari untuk pengurusan dokumen kepabeanannya di Makassar.


“Proses bongkar muatnya mungkin baru bisa dilakukan sekitar tanggal 22 Oktober,” terang Henry, yang ditemui disela Sosialisasi Keselamatan Transportasi Perkeretaapian, di Hotel Horison Makassar, Rabu (7/10).


Ia melanjutkan, jumlah rel sepanjang 30 km yang akan tiba nanti sebanyak 2400 batang.


Selanjutnya, pada minggu kedua November, kembali akan tiba rel kereta api dari Jepang dan akhir November, kembali akan tiba lagi rel dari China.


Henry menjamin spesifikasi dan kualitas rel kereta api dari Jepang maupun China sama dan tidak ada perbedaan.


Sejauh ini, dikatakannya, pengerjaan proyek fisik kereta api tidak menemui kendala yang berarti. Yang masih menjadi persoalan hanyalah permasalahan terkait pembebasan lahan fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum/fasos) di Kabupaten Barru, yakni dua lahan kuburan dan satu sekolah.


Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu penyelesaian proses pembebasan lahan fasum dan fasos itu.


Sementara itu, Direktur Keselamatan dari Direktur Jenderal (Dirjen) Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, menjelaskan, perencanaan Perkerata Apian di Sulawesi berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa dan Sumatera, ada tiga komponen yang menjadi unggulan perkeretaapian di Sulsel untuk lebih menjamin keselamatan.


“Karena kereta api di daerah ini kita bangun dari awal, tidak tambal sulam seperti yang ada di Jawa dan Sumatera, tentunya kita bisa merancang yang lebih baik,” kata Prasetyo.


Keunggulan itu adalah lebar sepur atau lebar rel lebih besar dibanding yang ada di pulau Jawa dan Sumatera.


“Di Jawa dan Sumatera lebarnya hanya 1067 mm, sedangkan di Sulawesi, lebarnya 1435 mm. Tentunya itu akan berpengaruh pada kestabilan,” terangnya.


Selain itu, spesifikasi rel di pulau Jawa dan Sumatera itu R-54, artinya per satu meter, beratnya 53 kg. Sementara yang akan dibangun di Sulawesi itu spesifikasinya R-60.


“Itu juga berpengaruh pada kestabilan kereta api,” ungkapnya.


Ia menambahkan, keunggulan lainnya adalah sistem perlintasan kereta api di Sulawesi Selatan di buat tidak sebidang. Artinya, tidak ada pertemuan lintasan kereta api dengan jalan seperti yang banyak ditemukan di pulau Jawa maupun Sumatera. Jika ada pertemuan lintasan, maka dibuatkan fly over atau underpass sehingga kendaraan bermotor tidak akan bertemu dengan kereta api.


Prasetyo juga mengingatkan pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam setiap tahapan proses pembangunan perkeretaapian di Sulsel.

Sumber

© Copyright 2017 INKA - All Rights Reserved