KONSORSIUM BUMN GARAP KERETA CEPAT

30 April 2015

Ilustrasi : Kereta Cepat Jepang

Pertemuan negara-negara di kawasan Asia Afrika alias Konferensi Asia Afrika (KA) yang berlangsung pekan ini menyisakan aneka rencana investasi di tanah air. Salah satunya, rencana pembangunan megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan kreditor dari China.

Usai menggelar rapat kerja dengan Komisi VI DPR Kamis (23/4/2015) kemarin, Menteri Badan Usaha Milik Negara, (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan secara lisan bahwa PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bakal menjadi pemimpin proyek tersebut.

 Perusahaan pelat merah itu kini tengah melakukan kajian atau feasibility study terkait proyek tersebut. "Targetnya, Agustus nanti kajiannya sudah bisa diserahkan ke pemerintah, jadi setidaknya tahun depan proyek ini sudah bisa dieksekusi," ujar Corporate Secretary PT Wijaya Karya Suradi kepada Kontan, (24/4).
Meski sudah mengawali langkah, Wijaya Karya baru menerima perintah dari pemerintah secara lisan. Perusahaan tersebut belum mengantongi instruksi resmi. Karena itu, Wijaya Karya belum bisa membeberkan detail persis peranan mereka dalam proyek tersebut.

Apabila proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut terealisasi, maka proyek ini akan menjadi proyek gotong-royong dari dua negara.

Ada dua gerbong konsorsium di dalam proyek itu. Di dalam negeri, Wijaya Karya akan memimpin empat perusahaan pelat merah lain. Mereka adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Industri Kereta Api Indonesia, dan PT Len Industri.

Sementara China menunjuk China Railway sebagai pemimpin konsorsium. Anggota konsorsium Negeri Tirai Bambu ini, antara lain China Railway International, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, dan The Tird Railway Survey and Design Institute Group Corporation (TSDI), China Academy of Railway Sciences, CSR Corporation, dan China Railway Signal and Communication Corporation.

Sementara, kebutuhan dana untuk mewujudkan jalur transportasi kilat dari Ibukota ke Kota Kembang tersebut tak sedikit. Pemerintah China menawarkan diri mendanai proyek tersebut beserta beberapa proyek lain. Total dana yang bakal dikucurkan 50 juta dollar AS.

China akan menunjuk China Development Bank (CDB) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) sebagai sumber pendanaan.

sumber

© Copyright 2017 INKA - All Rights Reserved