Gandeng INKA, KAI Tambah Lima Armada Kereta Ekonomi

29 July 2015

Ilustrasi: Kereta rel listrik (Sumber: Dokumentasi PT INKA (Persero))

PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menambah lima rangkaian kereta kelas ekonomi dari PT Industri Kereta Api (INKA) tahun depan. Hal ini dilakukan untuk menambah kapasitas jumlah armada kereta seiring dengan peningkatan jumlah penumpang.


Direktur Utama PT KAIE di Sukmoro mengatakan, perseroan akan terus melakukan penambahan armada kereta secara bertahap. Tahun depan, dengan menggandeng INKA, pihaknya akan mengadakan lima rangkaian kereta yang masing-masing terdiri dari 10 kereta.


"Kalau KAI dikasih duit sama pemerintah untuk ganti semuanya, ya kita ganti. Tapi, bertahap. Tahun depan akan menambah paling tidak untuk kereta ekonomi lima rangkaian untuk penambahan kapasitas kereta api," jelas Edi di Jakarta, kemarin.


Ia juga berharap, INKA bisa menyediakan lima rangkaian lagi untuk kelas I. Namun sayangnya, Edi belum bisa menjelaskan lebih detail besaran investasi yang diperlukan untuk pemesanan rangkaian kereta api tersebut.


Karena itu, pemerintah perlu memberikan dukungan, baik berupa pendanaan tidak hanya untuk menambah jumlah armada kereta baru. Tetapi juga untuk melakukan peremajaan kereta yang beroperasi selama bertahun-tahun.


Menurut Edi, peremajaan sangat penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin banyak menggunakan kereta api sebagai transportasi sehari-hari.


"Saat ini total hampir 50 persen kereta penumpang, baik jarak jauh maupun pendek yang beroperasi harus diremajakan karena usianya sudah 20 sampai 25 tahun. Jadi, perlu diperbaiki agar dapat berfungsi lebih baik lagi," katanya.


Beberapa peremajaan kereta yang dilakukan, di antaranya seperti mengecat maupun merenovasi ulang interior, baik di dalam maupun di luar kereta tua. Bahkan, pihaknya juga tengah melakukan uji coba pembaharuan rangkaian kereta makan.


"Daerah Operasional IV memperbaharui rangkaian kereta makan. Begitu mau masuk ada gapura. Di dalam semuanya dilapisi kayu yang semuanya dilapisi resin. Itu jadi salah satu percontohan," jelas Edi


Sementara, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mengucurkan anggaran Infrastructure Maintenance Operation (IMO) atau dana perawatan dan operasional kereta api kepada PT KAI sebesar Rp 1,471 triliun.


Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko, kontrak IMO bersumber dari DIPA dengan jangka waktu pelaksanaan 26 Maret hingga 31 Desember 2015. Pelaksanaan IMO, tak akan tumpang tindih dengan proyek-proyek yang ada di Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub.


"Pengucuran dana tersebut akan dilakukan berdasarkan progress perawatan. Perawatan yang dilakukan berupa perawatan rel, bantalan dan balas. Selain itu, untuk pengoperasian prasarananya meliputi pengaturan dan pengendalian perjalanan kereta api, pengoperasian persinyalan dan sebagainya," jelas Hermanto.


Selain mengucurkan dana IMO, sambung Hermanto, KAInantinya juga punya kewajiban membayar biaya Track Acces Charge (TAC), atau biaya penggunaan prasarana sebanyak Rp 859 miliar.Angka tersebut berdasarkan hitungan grafik perjalanan kereta api 2015 per 26 Maret hingga 31 Desember 2015.


Sumber


© Copyright 2017 INKA - All Rights Reserved