Ini "Jualan" Tiongkok Terkait Kereta Cepatnya kepada Jokowi

10 August 2015

Sebuah kereta api cepat China memasuki stasiun Provinsi Hebei. Pekan depan China mengoperasikan rute kereta cepat Beijing-Guangzhou sejauh 2.298 km yang akan ditempuh dalam waktu haya delapan jam.

Kepala Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi Republik Rakyat Tiongkok Xu Shaoshi yang menjadi utusan khusus Presiden Tiongkok Xi Jin Ping bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin (10/8/2015). Dalam pertemuan itu, Xu menyampaikan hasil studi kelayakan yang telah dilakukan konsorsium gabungan Indonesia-Tiongkok untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.


Seusai pertemuan sekitar 1,5 jam itu, Xu pun menyatakan kepercayaan diri bahwa Pemerintah Indonesia akan memilih Tiongkok dibandingkan pesaingnya, Jepang. Jepang juga sudah menyampaikan studi kelayakan kepada Jokowi.


Xu lalu menjabarkan alasan Indonesia harus lebih memilih Tiongkok untuk menggarap proyek kereta cepat itu.
"Kami menawarkan jalur lebih panjang, kecepatan lebih tinggi, kereta lebih panjang," kata Xu dalam jumpa pers seusai pertemuan.


Dia menjelaskan, panjang rute rel kereta cepat itu akan mencapai 150 kilometer dengan kecepatan mencapai 350 kilometer per jam. Nantinya, Tiongkok berencana membangun delapan stasiun terkait kereta cepat, yang dimulai dari Stasiun Halim. Beberapa titik lain yang akan dibangun sebagai stasiun kereta cepat adalah Manggarai dan Gambir.


Xu mengungkapkan, kereta cepat ini akan padu dengan jaringan kereta api yang sudah dimiliki di Indonesia saat ini. Selain itu, Tiongkok juga siap membangun stasiun, rel, jembatan, hingga terowongan untuk memuluskan megaproyek ini.


"Kedua, kami juga memberikan financial plan yang lebih kompetitif. Proposal kami lebih baik dan kami bisa jamin proyek ini bisa rampung dalam tiga tahun, yaitu groundbreaking akhir Agustus dan selesai pada tahun 2018," ucap Xu.


Hal lainnya yang ditawarkan Tiongkok adalah pembuatan joint venture antara Indonesia dan Tiongkok dalam menggarap proyek itu, dengan sahamnya akan dimiliki Indonesia sebesar 60 persen dan Tiongkok 40 persen.


Xu mengklaim pembangunan proyek kereta cepat ini akan mampu menyedot 10.000 tenaga kerja setiap tahunnya. Menurut Xu, pihaknya sudah berpengalaman dalam membuat kereta cepat.


Dia menyebutkan, Tiongkok sudah membangun 3.600 jaringan kereta cepat. Jaringan kereta cepat itu saat ini sudah mampu mengangkut 1,7 miliar penumpang. "Saya bisa yakinkan bahwa Tiongkok adalah sahabat yang paling bisa dipercaya Indonesia," imbuh Xu.


Sumber


© Copyright 2017 INKA - All Rights Reserved