15 Februari 2018

Berakhirnya Era Rel Tunggal di Lintas Pantura Jawa Dibukukan

Berita
Ilustrasi : Kereta sedang melintas

Perkembangan kereta Api Indonesia sempat pasang surut sejak awal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda membangun jalur KA pertama pada 17 Juni 1864 di Jawa Tengah yaitu jalur KA yang menghubungkan ruas Desa Kemijen - Desa Tanggung, Semarang sejauh 26 Km.

Era single track di Pulau Jawa pun dimulai dan baru 150 tahun setelah itu yaitu pada tahun 2014 lalu era tersebut berakhir lantaran rampungnya pembuatan proyek jalur ganda (double track) lintas utara Jawa.
Kini, berakhirnya single track di lintas utara Jawa pun dibukukan. Adalah Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko yang menulis seluk beluk proyek yang menghabiskan dana Rp 9,8 triliun tersebut, dengan judul "Jalur Ganda Lintas Utara Jawa: Percepatan dan Manfaatnya".

"Proyek double track ini seharusnya ditargetkan selesai selama 5 Tahun, tapi karena pemerintahan harus berganti maka kita diminta selesaikan 2 Tahun. Tapi ternyata dalam waktu 1 tahun 8 bukan selesai," ujar Hermanto, Selasa (14/4/2015).

Jalur KA lintas utara Jawa sendiri yang menghubungkan Jakarta-Surabaya memiliki panjang 727 Km. Sementara itu, proyek yang dikerjakan pada tahun 2013 dan selesai pada 3 September 2014 itu mengerjakan 436 Km.

Sementara sisinya yaitu 291 Km jalur KA lintas utara Jawa sudah double track. Pembangunan jalur ganda tersebut 100 persen memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri. Tak ada satu pun SDM asing yang terlibat dalam pembangunan tersebut.

Proyek tersebut juga merupakan proyek yang padat karya, di mana 6,3 juta orang terlibat dalam proses pembangunannya. Skema pembangunannya pun dibagi-bagi menjadi 350 proyek.

Menurut Ahli Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, Senator Nur Bahagia, proyek pembangunan jalur ganda lintas utara Jawa hanya dalam waktu 1 tahun 8 bulan dan merupakan bukti bahwa Indonesia mampu memanfaatkan 100 persen SDM nya untuk menyelesaikan suatu proyek.

Dia memuji proyek tersebut juga memanfaatkan teknologi anak negeri misalnya teknologi cerucuk bambu. "Teknologi cerucuk bambu, bukan main ini sangat menarik, bumbunya di dalam air dan penurunan tanah menjadi lebih sedikit. Karena bambu semakin direndam air maka akan semakin kuat," kata dia.

Selain membahas proyek pembangunan jalur ganda, buku tersebut juga mengulas sedikit mengenai sejarah kereta api dari masa pemerintahan kolonial Belanda, Jepang, hingga pasca kemerdekaan.


sumber

Jelajahi artikel menarik lainnya

INKA Turut Hadir di RailwayTech Indonesia 2025
INKA Turut Hadir di RailwayTech Indonesia 2025

Press Release No. 18/PR/INKA/VII/2025Jakarta - PT Industri Kereta Api (Persero) bersama anak perusahaan dan afiliasi turut menjadi peserta dalam Pameran Railwaytech Indonesia 2025. Railwaytech Indones

28 Juli 2025
Satu Rangkaian KRL iE 305 Produksi INKA Kembali diberangkatkan ke Depo KRL Depok
Satu Rangkaian KRL iE 305 Produksi INKA Kembali diberangkatkan ke Depo KRL Depok

Press Release No. 18/PR/INKA/VII/2025Madiun - PT INKA (Persero) kembali memberangkatkan rangkaian KRL iE 305 yang akan mendukung transportasi umum berbasis rel untuk operasional di wilayah Jabodetabek

16 Juli 2025
PT INKA Turut Berpartisipasi pada ICI 2025
PT INKA Turut Berpartisipasi pada ICI 2025

Press Release No. 17/PR/INKA/VI/2025PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) menunjukan kontribusinya dalam pembangunan dan inovasi transportasi perkeretaapian nasional dengan berpartisipasi pada 

13 Juni 2025
INKA Lanjutkan Pengiriman KRL Jabodetabek Trainset ke 2
INKA Lanjutkan Pengiriman KRL Jabodetabek Trainset ke 2

Press Release No.16/PR/INKA/VI/2025Madiun - PT Industri Kereta Api (Persero) kembali memberangkatkan Kereta Rel Listrik (KRL) iE 305 trainset ke-2 (TS 2) ke tujuan akhir Depo Depok. Pengiriman dari St

12 Juni 2025
rating
scroll