Ditulis oleh  Tim Redaksi INKA19 Februari 2018

Jonan Dituding Tidak Dukung Industri Kereta

Berita
Foto: KRL

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menuding Kementerian Perhubungan kurang mendukung produk yang dihasilkan industri kereta api di dalam negeri. Kementerian Perhubungan pilih merekomendasikan keretaapi impor bekas dari Jepang, ketimbang produksi PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA).


"Ini kami perlu koordinasi dengan Menteri Perhubungan agar produksi kereta dalam negeri jadi prioritas utama," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husen, Senin (10/8/2015).
Akibat tidak ada dukungan dari kementerian perhubungan, produksi kereta api dari PT INKA menumpuk.


Dalam catatan Kemenperin, saat ini jumlah produk PT INKA yang siap digunakan meliputi lokomotif 488 unit, Kereta Api Diesel sebanyak 152 unit, Kereta Api rel listrik sebanyak 624 unit, Kereta 1753 unit, gerbong 7372 unit dan Railink 16 set.


Budi Hartoyo, Kepala Sub Direktorat Roda Dua dan Kereta Api Direktorat Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian menambahkan, kondisi ini menyebabkan industri kereta api di dalam negeri tidak mampu untuk mencapai skala ekonomi dalam berproduksi.


Karena itu, Budi meminta Kementerian Perhubungan menunjukkan keberpihakkan kepada industri kereta api dalam negeri. "Apakah pemerintah mau gunakan transportasi masal atau pribadi? Mau pakai kereta kami sarankan menggunakan produksi dari industri dalam negeri, walaupun lebih mahal," ujar Budi.


Beberapa waktu lalu Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menilai sampai saat ini PT INKA sebenarnya belum bisa memproduksi kereta untuk angkutan orang. Sebab, kata dia, kereta-kereta untuk angkutan orang buatan PT INKA banyak yang tidak memenuhi aspek keselamatan.


"Kalau memang untuk gerbong barang boleh karena tidak terlalu kompleks. Atau juga untuk wagon, kereta penumpang yang ditarik lokomotif boleh. Tapi kalau yang model KRL, KRD, dan lain sebagainya itu sebaiknya tidak usah, apalagi bikin trem," kata Jonan kepada Kompas.com, di Kantor Kementerian Perhubungan, Senin (20/7/2015).


(sumber: bisniskeuangan.kompas.com)

Jelajahi artikel menarik lainnya

INKA Terima Kunjungan Dubes Bangladesh Bahas Kerja Sama Sektor Perkeretaapian
INKA Terima Kunjungan Dubes Bangladesh Bahas Kerja Sama Sektor Perkeretaapian

Press Release No.23/PR/INKA/XII/2024Madiun - Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia, Md. Tarikul Islam melaksanakan kunjungan kerja ke PT INKA (Persero) Madiun, Jum’at (6/12/2024). Kedatangannya bers

6 Desember 2024
PT INKA Raih Penghargaan Pekerja Perempuan Sehat Produktif Tingkat Jawa Timur.
PT INKA Raih Penghargaan Pekerja Perempuan Sehat Produktif Tingkat Jawa Timur.

Press Release No.22/PR/INKA/XI/2024Madiun, 21 November 2024 - Puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 Provinsi Jawa Timur tahun 2024 di Hotel Aston Sidoarjo, dihadiri oleh Penjabat (Pj)

21 November 2024
Uji Coba Trem Otonom Bertenaga Baterai, Hasil Kolaborasi PT INKA (Persero) dan Institut Teknologi Bandung
Uji Coba Trem Otonom Bertenaga Baterai, Hasil Kolaborasi PT INKA (Persero) dan Institut Teknologi Bandung

Press Release No.22/PR/INKA/XI/2024Solo - PT INKA (Persero) (INKA) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) akan mengadakan uji coba trem otonom bertenaga baterai di Jalan Slamet Riyadi, S

3 November 2024
INKA bersama KAI Pastikan Keandalan Layanan LRT Jabodebek
INKA bersama KAI Pastikan Keandalan Layanan LRT Jabodebek

Press Release No. 21/PR/INKA/X/2024PT INKA (Persero) telah menjalin kerjasama strategis dengan PT KAI (Persero) melalui Maintenance Service Agreement (MSA) untuk pemeliharaan 31 trainset LRT Jabodebek

9 Oktober 2024
rating
scroll