Begini Cara Kerja Bor Raksasa untuk Proyek MRT

18 July 2015

Tunnel Boring Machine (TBM) atau Mesin Bor untuk proyek MRT

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta M. Nasir menuturkan proyek pembangunan jalur bawah tanah transportasi massal itu akan dimulai pada 17 Agustus 2015. Ini karena menunggu tunnel boring machine (TBM) atau bor mesin raksasa yang tiba dari Jepang pada 17 Mei lalu selesai dirakit di gudang perusahaannya di Cakung, Jakarta Timur.


Sambil menunggu bor itu selesai, kata Nasir, perusahaannya juga menunggu satu bor raksasa tiba di Indonesia. Menurut Nasir, bor pertama akan mulai bekerja di Patung Pemuda Membangun di Senayan, Jakarta Selatan. "Bulan berikutnya, bor akan bekerja dari Bundaran Hotel Indonesia," katanya.


Nasir menjelaskan dua mesin yang memiliki panjang sekitar 3 meter dengan diameter lingkaran 6,7 meter itu bekerja selama 24 jam dalam sehari dan akan bertemu di Setiabudi pada 2016. Sedangkan, untuk tahap kedua, pengeboran akan dimulai pertengahan atau akhir 2016. "Dua mesin bor itu akan datang lagi tahun depan," ujar Nasir. "Total ada empat mesin yang mengebor."


Salah satu kontraktor pengebor dari SOWJ (Shimizu-Obayashi-Wika-Jaya Konstruksi), Kazuya Osako, mengatakan, sebelum mesin bor raksasa didatangkan, perusahaan sudah meriset kadar dan jenis tanah di Jakarta untuk disesuaikan dengan mata pisau.


"Tanah di Jakarta lebih halus dibandingkan di Singapura yang berbatu," tuturnya. Kesulitan mengebor di Jakarta, ucap dia, hanya tenaga kerja yang kurang memadai dalam menggarap proyek MRT.


Adapun Proyek Manager Jalur Layang PT MRT Heru Nugroho mengatakan, jika transportasi massal ini sudah selesai, jarak dari Lebak Bulus ke Bundaran HI hanya lima menit. "Dan bisa mengangkut 334.100 penumpang setiap hari," ucapnya.


Sumber

© Copyright 2017 INKA - All Rights Reserved