Direktur Pengembangan PT INKA Agung Sedaju mengatakan industri membutuhkan program "Pernikahan Massal" dengan pendidikan vokasi untuk keberlangsungan industri tersebut.
"Jadi ini bukan masalah INKA berkenan bekerja sama dengan Politeknik Negeri Madiun atau tidak, tapi memang INKA membutuhkan program 'Pernikahan Massal' ini," ujar Agung dalam Webinar Praktik Baik Vokasi dan Industri, di Jakarta, Senin (10/8).
Agung menjelaskan pihaknya sejak 2008 telah mencoba bagaimana lulusan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV) dapat langsung dimanfaatkan tanpa membuang lagi sumber daya untuk mengajari lulusan tersebut.
"Namun pada kenyataannya agak sulit. Misalnya, anak SMK waktu masuk ke INKA itu waktu magang, tapi masih bersifat seperti anak-anak. Main HP, guyonan. Padahal itu di industri," ujar dia.
Padahal jika terjadi kesalahan sedikit saja, maka kerugian yang diderita industri cukup banyak. Sehingga INKA merasa sangat butuh bagaimana mengajari siswa maupun mahasiswa vokasi agar saat masuk ke industri sudah profesional dan sudah bisa menjiwai dunia industrinya. Sementara untuk lulusan politeknik pada masa itu hanya paham pada teori dan tidak paham implikasi di dunia industri.
"Maka ini bukan masalah kami ingin atau mau, tapi memang kami butuh," ujar dia.
Oleh karena itu, sejak dua tahun terakhir INKA bekerja sama dengan Politeknik Madiun melakukan program kemitraan. Melalui program bersama tersebut, pihaknya membangun SDM yang memiliki kompetensi dan memiliki profesionalisme.
"Pada tahun kedua, mahasiswa Politeknik Madiun sudah bekerja di lingkungan industri kami. Bagaimana mereka masuk pukul 07.00 pagi, bagaimana absensinya, bagaimana makannya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu secara efektif dan efesien," kata dia.
Saat ini, lanjut Agung, pendidikan vokasi di Indonesia belum memenuhi standar dari apa yang dibutuhkan oleh dunia industri. Direktur Politeknik Negeri Madiun Muhammad Fajar Subkhan mengatakan kerja sama yang telah dibangun PT INKA dengan Politeknik Negeri Madiun mengusung konsep kemitraan yang berkelanjutan. Bahkan, sudah ada kelas khusus yang dibangun bersama PT INKA. Meski demikian, Fajar mengakui bahwa tidak mungkin semua lulusan Politeknik Negeri Madiun dapat terserap di PT INKA.
"Kurikulum yang dikembangkan tentu tidak semuanya spesifik pada perkeretaapian. Kami menyiapkan kompetensi mahasiswa agar dapat bekerja di berbagai industri. Tidak hanya pada kompetensi teknis, tetapi juga kemampuan nonteknis," kata Fajar.
Dalam pelaksanaan tersebut juga dilakukan penandatanganan kerja sama dan peluncuran program Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri 2020 yang juga disaksikan oleh Direktur Mitras DUDI, Ahmad Saufi. Webinar tersebut diikuti oleh 534 peserta yang berasal dari kalangan dosen, mahasiswa, hingga pelaku dunia usaha dan dunia industri.
Press Release No.4/PR/INKA/II/2025Madiun - INKA Group melalui PT INKA Multi Solusi kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung industri perkeretaapian global dengan melanjutkan pengiriman se
Press Release No.3/PR/INKA/II/2025Madiun (14/02/25) - INKA kembali melanjutkan catatan ekspor dengan pengiriman Locomotive Platform untuk UGL Rail Service Pty Ltd, ke Australia. Pengiriman pertama ini
Press Release No.2/PR/INKA/I/2025Madiun - Dalam rangka mendukung program Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, PT INKA (Persero) memperkuat kolabo
Press Release No.1/PR/INKA/I/2025Menyambut tahun baru 2025, PT INKA (Persero) gelar apel akbar bersama seluruh perusahaan INKA Grup pada Kamis, 2 Januari 2025 dipimpin oleh Direktur Utama PT INKA (Per